Lewati ke konten utama
  1. Geologi/

Batu Serpentine Adalah

5 menit
Geologi Dasar batuan-ultrabasa mineral-serpentine serpentine serpentinisasi serpentinit
Daftar isi

Batu serpentine adalah salah satu jenis batuan yang mungkin tidak terlalu familiar bagi Anda. Namun, jangan salah, batu ini memiliki banyak keunikan dan manfaat yang patut diketahui. Batu serpentine terbentuk dari proses serpentinisasi, yaitu hidrasi dan transformasi metamorfik dari batuan ultrabasa yang berasal dari mantel bumi. Batu serpentine memiliki warna hijau yang menyerupai ular, dan bisa digunakan sebagai sumber magnesium, asbes, atau batu hias. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang batu serpentine, mulai dari jenis-jenisnya, pembentukannya, hingga manfaatnya. Yuk, simak ulasan berikut!

Jenis-Jenis Batu Serpentine
#

Batu serpentine bukanlah nama mineral tunggal, melainkan sekelompok besar mineral yang sesuai dengan formula (X) 2-3 (Y) 2 (O) 5 (OH) 4 , di mana X dan Y bisa merupakan berbagai logam. Mineral-mineral ini memiliki struktur kristal yang berbeda-beda, tetapi semuanya memiliki sifat fisik yang mirip. Ada tiga mineral primer dari serpentine, yaitu antigorit, chrysotil, dan lizardit. Berikut adalah perbedaan antara ketiganya:

Mineral Bentuk Struktur
Antigorit Lembaran Monoklinik
Chrysotil Serat Hexagonal
Lizardit Skala Hexagonal

Antigorit adalah mineral serpentine yang paling umum ditemukan di alam. Mineral ini memiliki bentuk lembaran yang rapat dan bersusun. Antigorit biasanya berwarna hijau gelap atau hitam, dan memiliki kilap kaca atau mutiara. Antigorit sering ditemukan dalam batuan metamorf tingkat tinggi, seperti serpentinit.

Chrysotil adalah mineral serpentine yang paling banyak digunakan oleh manusia. Mineral ini memiliki bentuk serat yang fleksibel dan halus. Chrysotil biasanya berwarna putih atau abu-abu, dan memiliki kilap sutra atau kapas. Chrysotil adalah salah satu jenis asbes, yaitu bahan isolasi yang tahan api dan tahan asam.

Lizardit adalah mineral serpentine yang paling jarang ditemukan di alam. Mineral ini memiliki bentuk skala yang tipis dan berlapis. Lizardit biasanya berwarna hijau muda atau kuning, dan memiliki kilap mutiara atau lilin. Lizardit sering ditemukan dalam batuan metamorf tingkat rendah, seperti ofiolit.

Selain ketiga mineral di atas, ada juga beberapa mineral serpentine lainnya yang jarang ditemukan, seperti awaruit, besi murni; brucit, magnesium hidroksida; carlosturanit, kalsium magnesium silikat hidrat; deweylit, magnesium besi silikat hidrat; fraipontit, seng magnesium silikat hidrat; greenalit, besi magnesium silikat hidrat; gyrolit, kalsium silikat hidrat; picrolit, nikel magnesium silikat hidrat; williamsit, nikel magnesium silikat hidrat.

Pembentukan Batu Serpentine
#

Batu serpentine terbentuk dari proses serpentinisasi, yaitu hidrasi dan transformasi metamorfik dari batuan ultrabasa yang berasal dari mantel bumi. Batuan ultrabasa adalah batuan yang memiliki kandungan silika kurang dari 45%, dan kandungan magnesium lebih dari 18%. Contoh batuan ultrabasa adalah peridotit dan piroksenit.

Proses serpentinisasi terjadi ketika batuan ultrabasa terkena air panas atau uap air di bawah tekanan tinggi. Air atau uap air tersebut bisa berasal dari laut, sungai, hujan, atau intrusi magma. Air atau uap air tersebut bereaksi dengan mineral-mineral dalam batuan ultrabasa, seperti olivin dan piroksen, dan mengubahnya menjadi mineral-mineral serpentine.

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses serpentinisasi adalah:

  • Besarnya penambahan air: Semakin banyak air yang ditambahkan, semakin banyak mineral serpentine yang terbentuk. Jika air berlebih, maka bisa terbentuk mineral-mineral lain, seperti brucit, magnetit, atau kalsit.
  • Pencucian magnesia atau penambahan silika: Jika air yang ditambahkan mengandung silika, maka bisa terbentuk mineral-mineral serpentine yang lebih kaya silika, seperti antigorit. Jika air yang ditambahkan tidak mengandung silika, maka bisa terbentuk mineral-mineral serpentine yang lebih miskin silika, seperti lizardit.
  • Pelepasan unsur besi: Proses serpentinisasi menyebabkan pelepasan unsur besi dari batuan ultrabasa. Unsur besi tersebut bisa berupa ferrous (Fe2+) atau ferric (Fe3+). Jika pelepasan ferrous lebih besar dari ferric, maka bisa terbentuk mineral-mineral serpentine yang lebih kaya besi, seperti chrysotil. Jika pelepasan ferric lebih besar dari ferrous, maka bisa terbentuk mineral-mineral lain, seperti magnetit atau hematit.
  • Perbandingan pelepasan besi dari ferrous menjadi ferric: Proses serpentinisasi juga menyebabkan oksidasi dari ferrous menjadi ferric. Jika oksidasi terjadi secara cepat, maka bisa terbentuk mineral-mineral serpentine yang lebih kaya oksigen, seperti antigorit. Jika oksidasi terjadi secara lambat, maka bisa terbentuk mineral-mineral serpentine yang lebih miskin oksigen, seperti lizardit.

Proses serpentinisasi bisa terjadi di berbagai tempat di bumi, seperti:

  • Di dasar laut pada batas lempeng tektonik: Di tempat ini, batuan ultrabasa yang naik dari mantel bumi terkena air laut panas yang mengalir melalui celah-celah di kerak bumi. Air laut panas tersebut menyebabkan proses serpentinisasi dan pembentukan batuan serpentinit .
  • Di sabuk pegunungan: Di tempat ini, batuan ultrabasa yang tertekan oleh lempeng-lempeng bumi terkena air tanah atau air permukaan yang mengalir melalui retakan-retakan di batuan. Air tanah atau air permukaan tersebut menyebabkan proses serpentinisasi dan pembentukan batuan serpentinit .
  • Di dalam kerak bumi: Di tempat ini, batuan ultrabasa yang terkubur di dalam kerak bumi terkena uap air atau fluida hidrotermal yang berasal dari intrusi magma. Uap air atau fluida hidrotermal tersebut menyebabkan proses serpentinisasi dan pembentukan batuan serpentinit .

Manfaat Batu Serpentine
#

Batu serpentine memiliki banyak manfaat, baik sebagai sumber daya alam maupun sebagai bahan seni dan budaya. Berikut adalah beberapa manfaat dari batu serpentine:

  • Sebagai sumber magnesium: Batu serpentine mengandung magnesium yang cukup tinggi, sekitar 20-40%. Magnesium adalah logam ringan yang memiliki banyak kegunaan industri, seperti dalam pembuatan aluminium, baja, kertas, pupuk, dan lain-lain .
  • Sebagai sumber asbes: Batu serpentine mengandung chrysotil, yaitu salah satu jenis asbes. Asbes adalah bahan isolasi yang tahan api dan tahan asam. Asbes memiliki banyak kegunaan konstruksi, seperti dalam pembuatan atap, pipa, papan semen, kain tahan api, dan lain-lain . Namun, asbes juga memiliki efek negatif bagi kesehatan manusia, seperti menyebabkan penyakit paru-paru dan kanker. Oleh karena itu, penggunaan asbes harus diatur dengan ketat oleh pemerintah.
  • Sebagai sumber logam lainnya: Batu serpentine juga mengandung logam-logam lainnya selain magnesium dan besi, seperti nikel, kobalt, kromium, platina, dan paladium.
  • Sebagai bahan seni dan budaya: Batu serpentine memiliki warna hijau yang menarik dan tekstur yang halus. Batu serpentine bisa digunakan sebagai batu hias, batu permata, atau bahan ukiran. Batu serpentine memiliki nilai estetika dan spiritual yang tinggi bagi beberapa masyarakat, seperti di Zimbabwe, Kanada, atau Indonesia. Batu serpentine juga bisa ditemukan dalam beberapa situs bersejarah, seperti di Stonehenge, Inggris, atau di Machu Picchu, Peru.

Penutup
#

Batu serpentine adalah batuan yang terbentuk dari proses serpentinisasi dari batuan ultrabasa yang berasal dari mantel bumi. Batu serpentine memiliki banyak jenis, seperti antigorit, chrysotil, dan lizardit. Batu serpentine juga memiliki banyak manfaat, baik sebagai sumber daya alam maupun sebagai bahan seni dan budaya. Batu serpentine adalah salah satu kekayaan alam Indonesia yang patut kita kenal dan kagumi. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin belajar lebih banyak tentang batu serpentine. Terima kasih telah membaca!

Related

Batuan Tuff: Batuan Vulkanik yang Terbentuk dari Letusan Eksplosif
8 menit
Geologi Dasar batuan-piroklastik batuan-tuff gunung-berapi letusan-eksplosif
Metode Penanggalan Geologi untuk Menentukan Usia Batuan
8 menit
Geologi Dasar batuan fosil geokronologi penanggalan-absolut penanggalan-relatif
Mineral yang Mengandung Aluminium
5 menit
Geologi Dasar aluminium bauksit kriolit logam mineral
Proses Terbentuknya Bauksit
5 menit
Geologi Dasar aluminium bauksit lateritisasi mineral
Struktur Batuan Piroklastik
7 menit
Geologi Dasar batuan-piroklastik erupsi-vulkanik klasifikasi komposisi struktur tekstur
Apa itu Lapili?
4 menit
Geologi Dasar blok-vulkanik bom-vulkanik-2 erupsi-gunung-berapi-2 lapili-2 material-piroklastik-2