Halo, sobat geologi! Apa kabar? Semoga sehat dan bahagia selalu. Kali ini, saya akan membahas tentang salah satu topik yang menarik dan penting dalam ilmu geologi, yaitu kaitan antara aktivitas tektonik dengan pola sebaran gunungapi di dunia.
Mungkin anda sudah tahu apa itu lempeng tektonik. Lempeng tektonik adalah potongan-potongan besar dari permukaan bumi yang terus bergerak dan saling bertabrakan, menjauhi, atau bergeser satu sama lain. Gerak lempeng tektonik ini dipengaruhi oleh aliran panas dari dalam bumi yang disebut konveksi mantel.
Gerak lempeng tektonik ini tidak hanya mengubah bentuk dan posisi benua dan samudra, tetapi juga berpengaruh pada aktivitas vulkanisme dan gempa bumi. Vulkanisme adalah proses keluarnya magma (batuan cair) dari dalam bumi ke permukaan melalui celah atau lubang yang disebut gunung api. Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam bumi.
Tujuan artikel ini adalah untuk membahas kaitan antara aktivitas tektonik dengan pola sebaran gunungapi di dunia. Artikel ini juga akan menjelaskan tentang mekanisme vulkanisme dan gempa bumi yang terjadi akibat gerak lempeng tektonik. Jadi, mari kita mulai pembahasannya!
Jenis-Jenis Gerak Lempeng Tektonik #
Ada tiga jenis gerak lempeng tektonik, yaitu konvergen, divergen, dan transform. Mari kita lihat satu per satu.
Konvergen #
Konvergen adalah gerak lempeng tektonik yang saling mendekati atau bertabrakan. Ada tiga jenis konvergen, yaitu:
- Konvergen antara lempeng samudra dengan lempeng samudra. Contoh: Lempeng Pasifik dengan Lempeng Filipina. Pada konvergen ini, lempeng yang lebih tua dan lebih padat akan menyelam ke bawah lempeng yang lebih muda dan lebih ringan. Proses penyelaman ini disebut subduksi. Subduksi menyebabkan terbentuknya palung samudra (celah dalam) di dekat zona subduksi dan busur pulau (rantai gunung api) di atas lempeng yang tidak menyelam.
- Konvergen antara lempeng samudra dengan lempeng benua. Contoh: Lempeng Nazca dengan Lempeng Amerika Selatan. Pada konvergen ini, lempeng samudra yang lebih padat akan menyelam ke bawah lempeng benua yang lebih ringan. Subduksi menyebabkan terbentuknya palung samudra di dekat zona subduksi dan pegunungan vulkanik (gunung api) di tepi benua.
- Konvergen antara lempeng benua dengan lempeng benua. Contoh: Lempeng India dengan Lempeng Eurasia. Pada konvergen ini, kedua lempeng benua yang memiliki massa dan kepadatan yang hampir sama akan saling bertabrakan dan menumpuk. Tidak ada subduksi yang terjadi pada konvergen ini. Konvergen ini menyebabkan terbentuknya pegunungan lipatan (gunung non-vulkanik) di daerah pertemuan kedua lempeng.
Divergen #
Divergen adalah gerak lempeng tektonik yang saling menjauhi atau berpisah. Ada dua jenis divergen, yaitu:
- Divergen antara lempeng samudra dengan lempeng samudra. Contoh: Lempeng Afrika dengan Lempeng Amerika Selatan. Pada divergen ini, terjadi pemisahan antara dua lempeng samudra yang disebabkan oleh aliran panas dari dalam bumi. Aliran panas ini menyebabkan terbentuknya punggungan tengah samudra (gunung bawah laut) di daerah pemisahan. Punggungan tengah samudra ini merupakan tempat keluarnya magma dari dalam bumi yang membentuk lantai samudra baru.
- Divergen antara lempeng benua dengan lempeng benua. Contoh: Lempeng Afrika dengan Lempeng Arab. Pada divergen ini, terjadi pemisahan antara dua lempeng benua yang disebabkan oleh gaya tarik dari lempeng samudra yang bergerak menjauh. Gaya tarik ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (celah memanjang) di daerah pemisahan. Lembah retakan ini merupakan tempat keluarnya magma dari dalam bumi yang membentuk daratan baru.
Transform #
Transform adalah gerak lempeng tektonik yang saling bergeser secara horizontal. Contoh: Lempeng Pasifik dengan Lempeng Amerika Utara. Pada transform ini, tidak ada pembentukan atau penghancuran lantai samudra atau daratan. Transform ini hanya menyebabkan terjadinya gesekan antara dua lempeng yang dapat menimbulkan gempa bumi.
Mekanisme Terbentuknya Gunungapi Akibat Gerak Lempeng Tektonik #
Gunung api adalah salah satu hasil dari aktivitas vulkanisme yang terkait dengan gerak lempeng tektonik. Ada tiga mekanisme terbentuknya gunungapi akibat gerak lempeng tektonik, yaitu subduksi, divergen, dan hot spot. Mari kita lihat satu per satu.
Subduksi #
Subduksi adalah proses penyelaman lempeng tektonik yang lebih padat ke bawah lempeng tektonik yang lebih ringan. Subduksi terjadi pada konvergen antara lempeng samudra dengan lempeng samudra atau antara lempeng samudra dengan lempeng benua.
Pada subduksi, lempeng yang menyelam akan membawa air dan material organik ke dalam mantel bumi. Air dan material organik ini akan menurunkan titik lebur batuan mantel sehingga batuan mantel menjadi cair atau magma. Magma ini kemudian akan naik ke permukaan melalui celah atau retakan di lempeng yang tidak menyelam. Magma yang keluar ke permukaan ini disebut lava. Lava yang menumpuk di permukaan akan membentuk gunung api.
Gunung api yang terbentuk akibat subduksi biasanya memiliki bentuk kerucut yang tinggi dan curam. Gunung api ini juga cenderung meletus secara eksplosif karena lava yang kental dan mengandung banyak gas. Contoh gunung api yang terbentuk akibat subduksi adalah Gunung Merapi di Indonesia, Gunung Fuji di Jepang, dan Gunung St. Helens di Amerika Serikat.
Divergen #
Divergen adalah proses pemisahan antara dua lempeng tektonik yang disebabkan oleh aliran panas dari dalam bumi. Divergen terjadi pada divergen antara lempeng samudra dengan lempeng samudra atau antara lempeng benua dengan lempeng benua.
Pada divergen, aliran panas dari dalam bumi akan menyebabkan batuan mantel menjadi cair atau magma. Magma ini kemudian akan naik ke permukaan melalui celah atau retakan di daerah pemisahan. Magma yang keluar ke permukaan ini disebut lava. Lava yang menumpuk di permukaan akan membentuk gunung api.
Gunung api yang terbentuk akibat divergen biasanya memiliki bentuk perisai yang rendah dan landai. Gunung api ini juga cenderung meletus secara efusif karena lava yang encer dan mengandung sedikit gas. Contoh gunung api yang terbentuk akibat divergen adalah Gunung Mauna Loa di Hawaii, Gunung Nyiragongo di Afrika, dan Gunung Krafla di Islandia.
Hot Spot #
Hot spot adalah daerah panas di dalam mantel bumi yang tetap pada posisi tertentu meskipun lempeng tektonik bergerak di atasnya. Hot spot terjadi karena adanya plume (aliran panas) yang naik dari lapisan terdalam bumi, yaitu inti bumi.
Pada hot spot, plume akan menyebabkan batuan mantel menjadi cair atau magma. Magma ini kemudian akan naik ke permukaan melalui celah atau retakan di lempeng tektonik yang bergerak di atasnya. Magma yang keluar ke permukaan ini disebut lava. Lava yang menumpuk di permukaan akan membentuk gunung api.
Gunung api yang terbentuk akibat hot spot biasanya memiliki bentuk perisai yang rendah dan landai. Gunung api ini juga cenderung meletus secara efusif karena lava yang encer dan mengandung sedikit gas. Contoh gunung api yang terbentuk akibat hot spot adalah Gunung Kilauea di Hawaii, Gunung Yellowstone di Amerika Serikat, dan Gunung Piton de la Fournaise di Reunion.
Peta Persebaran Gunungapi di Dunia dan Keterkaitannya dengan Gerak Lempeng Tektonik #
Jika kita melihat peta persebaran gunungapi di dunia, kita akan menemukan bahwa gunungapi tidak tersebar secara acak, tetapi mengikuti pola tertentu. Pola ini berkaitan dengan gerak lempeng tektonik yang telah kita bahas sebelumnya.
Berikut adalah peta persebaran gunungapi di dunia dan keterkaitannya dengan gerak lempeng tektonik:
Dari peta di atas, kita dapat melihat bahwa:
- Sebagian besar gunungapi terletak di daerah konvergen antara lempeng samudra dengan lempeng samudra atau antara lempeng samudra dengan lempeng benua. Daerah ini disebut sebagai Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) karena memiliki banyak gunung api aktif dan gempa bumi. Cincin Api Pasifik meliputi wilayah sekitar Samudra Pasifik, seperti Indonesia, Filipina, Jepang, Kamchatka, Alaska, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
- Sebagian kecil gunungapi terletak di daerah divergen antara lempeng samudra dengan lempeng samudra atau antara lempeng benua dengan lempeng benua. Daerah ini disebut sebagai Punggungan Tengah Samudra (Mid-Ocean Ridge) atau Lembah Retakan (Rift Valley). Punggungan Tengah Samudra meliputi wilayah sepanjang dasar Samudra Atlantik, Samudra Hindia, dan Samudra Antartika. Lembah Retakan meliputi wilayah seperti Lembah Besar Afrika (Great Rift Valley) dan Lembah Retakan Baikal (Baikal Rift Valley).
- Sebagian kecil lagi gunungapi terletak di daerah hot spot yang tidak terkait dengan gerak lempeng tektonik. Daerah ini disebut sebagai Pulau Vulkanik (Volcanic Island) atau Dataran Tinggi Vulkanik (Volcanic Plateau). Pulau Vulkanik meliputi wilayah seperti Hawaii, Galapagos, Reunion, dan Bermuda. Dataran Tinggi Vulkanik meliputi wilayah seperti Yellowstone, Etiopia, dan Siberia.
Contoh-Contoh Gunungapi yang Terbentuk Akibat Gerak Lempeng Tektonik di Berbagai Wilayah #
Untuk lebih memahami kaitan antara aktivitas tektonik dengan pola sebaran gunungapi di dunia, mari kita lihat beberapa contoh gunungapi yang terbentuk akibat gerak lempeng tektonik di berbagai wilayah.
Indonesia #
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki lebih dari 150 gunung api aktif. Indonesia terletak di daerah konvergen antara Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia dan antara Lempeng Pasifik dengan Lempeng Eurasia. Subduksi antara lempeng-lempeng ini menyebabkan terbentuknya busur pulau vulkanik yang membentang dari Sumatera hingga Papua.
Beberapa contoh gunung api yang terbentuk akibat subduksi di Indonesia adalah:
- Gunung Merapi. Gunung Merapi adalah gunung api yang terletak di Pulau Jawa, tepatnya di perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunung Merapi memiliki ketinggian 2.968 meter dan merupakan salah satu gunung api paling aktif dan berbahaya di dunia. Gunung Merapi terbentuk akibat subduksi antara Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia. Gunung Merapi meletus secara berkala dengan gaya eksplosif yang mengeluarkan lava kental, awan panas, abu vulkanik, dan batu-batu besar. Letusan terakhir Gunung Merapi terjadi pada tahun 2020.
- Gunung Krakatau. Gunung Krakatau adalah gunung api yang terletak di Selat Sunda, antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Gunung Krakatau memiliki ketinggian 813 meter dan merupakan salah satu gunung api paling terkenal di dunia karena letusan dahsyatnya pada tahun 1883. Gunung Krakatau terbentuk akibat subduksi antara Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia. Gunung Krakatau meletus secara eksplosif dengan gaya plinian yang mengeluarkan lava encer, awan panas, tsunami, dan abu vulkanik. Letusan tahun 1883 menyebabkan hancurnya sebagian besar pulau Krakatau dan meninggalkan tiga pulau kecil, yaitu Rakata, Panjang, dan Sertung. Pada tahun 1927, muncul sebuah pulau baru di lokasi bekas letusan yang disebut Anak Krakatau (Child of Krakatoa). Anak Krakatau juga meletus secara berkala, termasuk pada tahun 2018 yang menyebabkan tsunami.
- Gunung Tambora. Gunung Tambora adalah gunung api yang terletak di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Gunung Tambora memiliki ketinggian 2.722 meter dan merupakan salah satu gunung api paling besar di dunia karena letusan meganya pada tahun 1815. Gunung Tambora terbentuk akibat subduksi antara Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia. Gunung Tambora meletus secara eksplosif dengan gaya plinian yang mengeluarkan lava encer, awan panas, tsunami, dan abu vulkanik. Letusan tahun 1815 menyebabkan terbentuknya kaldera (cawan raksasa) dengan diameter sekitar 6 kilometer dan kedalaman sekitar 1 kilometer di puncak gunung. Letusan ini juga mempengaruhi iklim global dan menyebabkan tahun tanpa musim panas (year without a summer) pada tahun 1816.
Jepang #
Jepang adalah negara kepulauan yang memiliki sekitar 110 gunung api aktif. Jepang terletak di daerah konvergen antara Lempeng Pasifik dengan Lempeng Eurasia, antara Lempeng Filipina dengan Lempeng Eurasia, dan antara Lempeng Pasifik dengan Lempeng Filipina. Subduksi antara lempeng-lempeng ini menyebabkan terbentuknya busur pulau vulkanik yang membentang dari Hokkaido hingga Kyushu.
Beberapa contoh gunung api yang terbentuk akibat subduksi di Jepang adalah:
- Gunung Fuji. Gunung Fuji adalah gunung api yang terletak di Pulau Honshu, tepatnya di perbatasan antara Prefektur Shizuoka dan Prefektur Yamanashi. Gunung Fuji memiliki ketinggian 3.776 meter dan merupakan gunung tertinggi dan paling indah di Jepang. Gunung Fuji terbentuk akibat subduksi antara Lempeng Pasifik dengan Lempeng Eurasia. Gunung Fuji meletus secara berkala dengan gaya eksplosif yang mengeluarkan lava kental, awan panas, abu vulkanik, dan lahar (arus lumpur). Letusan terakhir Gunung Fuji terjadi pada tahun 1707.
- Gunung Sakurajima. Gunung Sakurajima adalah gunung api yang terletak di Pulau Kyushu, tepatnya di Prefektur Kagoshima. Gunung Sakurajima memiliki ketinggian 1.117 meter dan merupakan salah satu gunung api paling aktif dan berbahaya di Jepang. Gunung Sakurajima terbentuk akibat subduksi antara Lempeng Filipina dengan Lempeng Eurasia. Gunung Sakurajima meletus secara terus-menerus dengan gaya strombolian yang mengeluarkan lava encer, bom vulkanik, abu vulkanik, dan asap. Letusan terbesar Gunung Sakurajima terjadi pada tahun 1914 yang menyebabkan pulau ini menyatu dengan daratan Kyushu.
- Gunung Unzen. Gunung Unzen adalah gunung api yang terletak di Pulau Kyushu, tepatnya di Prefektur Nagasaki. Gunung Unzen memiliki ketinggian 1.486 meter dan merupakan salah satu gunung api paling mematikan di Jepang. Gunung Unzen terbentuk akibat subduksi antara Lempeng Pasifik dengan Lempeng Filipina. Gunung Unzen meletus secara berkala dengan gaya pelean yang mengeluarkan lava kental, awan panas, abu vulkanik, dan lahar. Letusan paling tragis Gunung Unzen terjadi pada tahun 1792 yang menyebabkan tsunami dan kematian lebih dari 15.000 orang.
Amerika #
Amerika adalah benua yang memiliki banyak gunung api aktif. Amerika terletak di daerah konvergen antara Lempeng Pasifik dengan Lempeng Amerika Utara dan antara Lempeng Pasifik dengan Lempeng Amerika Selatan. Subduksi antara lempeng-lempeng ini menyebabkan terbentuknya pegunungan vulkanik yang membentang dari Alaska hingga Chili.
Beberapa contoh gunung api yang terbentuk akibat subduksi di Amerika adalah:
- Gunung St. Helens. Gunung St. Helens adalah gunung api yang terletak di Negara Bagian Washington, Amerika Serikat. Gunung St. Helens memiliki ketinggian 2.549 meter dan merupakan salah satu gunung api paling aktif dan berbahaya di Amerika Serikat. Gunung St. Helens terbentuk akibat subduksi antara Lempeng Pasifik dengan Lempeng Amerika Utara. Gunung St. Helens meletus secara eksplosif dengan gaya plinian yang mengeluarkan lava kental, awan panas, abu vulkanik, dan lahar. Letusan terbesar Gunung St. Helens terjadi pada tahun 1980 yang menyebabkan hancurnya sebagian besar puncak gunung dan kematian 57 orang.
- Gunung Popocatepetl. Gunung Popocatepetl adalah gunung api yang terletak di Meksiko, tepatnya di perbatasan antara Negara Bagian Puebla, Morelos, dan Meksiko. Gunung Popocatepetl memiliki ketinggian 5.426 meter dan merupakan gunung tertinggi kedua di Meksiko. Gunung Popocatepetl terbentuk akibat subduksi antara Lempeng Pasifik dengan Lempeng Amerika Utara. Gunung Popocatepetl meletus secara berkala dengan gaya eksplosif yang mengeluarkan lava kental, awan panas, abu vulkanik, dan lahar. Letusan terakhir Gunung Popocatepetl terjadi pada tahun 2020.
- Gunung Cotopaxi. Gunung Cotopaxi adalah gunung api yang terletak di Ekuador, tepatnya di Provinsi Cotopaxi dan Provinsi Pichincha. Gunung Cotopaxi memiliki ketinggian 5.897 meter dan merupakan gunung tertinggi keempat di Ekuador. Gunung Cotopaxi terbentuk akibat subduksi antara Lempeng Pasifik dengan Lempeng Amerika Selatan. Gunung Cotopaxi meletus secara eksplosif dengan gaya plinian yang mengeluarkan lava encer, awan panas, abu vulkanik, dan lahar. Letusan terbesar Gunung Cotopaxi terjadi pada tahun 1877 yang menyebabkan banjir bandang dan kerusakan parah.
Hawaii #
Hawaii adalah negara bagian Amerika Serikat yang terdiri dari pulau-pulau vulkanik di Samudra Pasifik. Hawaii terletak di daerah hot spot yang tidak terkait dengan gerak lempeng tektonik. Hot spot ini menyebabkan terbentuknya pulau-pulau vulkanik yang membentuk rantai yang disebut Kepulauan Hawaii.
Beberapa contoh gunung api yang terbentuk akibat hot spot di Hawaii adalah:
- Gunung Kilauea. Gunung Kilauea adalah gunung api yang terletak di Pulau Hawaii, yang merupakan pulau terbesar dan paling selatan di Kepulauan Hawaii. Gunung Kilauea memiliki ketinggian 1.247 meter dan merupakan salah satu gunung api paling aktif dan berbahaya di dunia. Gunung Kilauea terbentuk akibat hot spot yang menyebabkan magma naik ke permukaan melalui celah atau retakan di Lempeng Pasifik yang bergerak di atasnya. Gunung Kilauea meletus secara terus-menerus dengan gaya efusif yang mengeluarkan lava encer, bom vulkanik, abu vulkanik, dan asap. Letusan terbesar Gunung Kilauea terjadi pada tahun 2018 yang menyebabkan hancurnya sebagian besar permukiman dan infrastruktur di sekitarnya.
- Gunung Mauna Loa. Gunung Mauna Loa adalah gunung api yang terletak di Pulau Hawaii, tepatnya di sebelah barat Gunung Kilauea. Gunung Mauna Loa memiliki ketinggian 4.169 meter dan merupakan gunung api perisai terbesar dan tertinggi di dunia. Gunung Mauna Loa terbentuk akibat hot spot yang menyebabkan magma naik ke permukaan melalui celah atau retakan di Lempeng Pasifik yang bergerak di atasnya. Gunung Mauna Loa meletus secara berkala dengan gaya efusif yang mengeluarkan lava encer, bom vulkanik, abu vulkanik, dan asap. Letusan terakhir Gunung Mauna Loa terjadi pada tahun 1984.
- Gunung Haleakala. Gunung Haleakala adalah gunung api yang terletak di Pulau Maui, yang merupakan pulau kedua terbesar di Kepulauan Hawaii. Gunung Haleakala memiliki ketinggian 3.055 meter dan merupakan salah satu gunung api perisai paling indah di dunia karena memiliki kaldera (cawan raksasa) dengan diameter sekitar 11 kilometer dan kedalaman sekitar 800 meter di puncaknya. Gunung Haleakala terbentuk akibat hot spot yang menyebabkan magma naik ke permukaan melalui celah atau retakan di Lempeng Pasifik yang bergerak di atasnya. Gunung Haleakala meletus secara berkala dengan gaya efusif yang mengeluarkan lava encer, bom vulkanik, abu vulkanik, dan asap. Letusan terakhir Gunung Haleakala terjadi pada tahun 1790.
Dampak dari Aktivitas Vulkanisme dan Gempa Bumi yang Terkait dengan Gerak Lempeng Tektonik #
Aktivitas vulkanisme dan gempa bumi yang terkait dengan gerak lempeng tektonik memiliki dampak yang beragam bagi manusia dan lingkungan, baik positif maupun negatif.
Beberapa dampak positif dari aktivitas vulkanisme dan gempa bumi adalah:
- Membentuk bentang alam yang indah dan unik. Aktivitas vulkanisme dan gempa bumi dapat membentuk bentang alam yang indah dan unik, seperti gunung api, kaldera, punggungan tengah samudra, lembah retakan, palung samudra, pegunungan lipatan, dll. Bentang alam ini dapat menjadi daya tarik wisatawan, sumber pendidikan, tempat penelitian, dll.
- Membentuk sumber daya alam yang bermanfaat. Aktivitas vulkanisme dan gempa bumi dapat membentuk sumber daya alam yang bermanfaat, seperti mineral, batuan beku, batuan metamorf, panas bumi, gas alam, dll. Sumber daya alam ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan industri, pertanian, energi, dll.
Beberapa dampak negatif dari aktivitas vulkanisme dan gempa bumi adalah:
- Menimbulkan bencana alam yang merusak dan mematikan. Aktivitas vulkanisme dan gempa bumi dapat menimbulkan bencana alam yang merusak dan mematikan, seperti erupsi gunung api, gempa bumi, tsunami, longsor, banjir bandang, dll. Bencana alam ini dapat menyebabkan kerugian materi, korban jiwa, trauma psikologis, penyakit, dll.
- Mengganggu aktivitas sosial dan ekonomi manusia. Aktivitas vulkanisme dan gempa bumi dapat mengganggu aktivitas sosial dan ekonomi manusia, seperti transportasi, komunikasi, perdagangan, pariwisata, pertanian, dll. Aktivitas vulkanisme dan gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur, gangguan jaringan, penurunan produksi, peningkatan biaya, dll.
Kesimpulan #
Dari pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa aktivitas tektonik memiliki kaitan erat dengan pola sebaran gunungapi di dunia. Gerak lempeng tektonik menyebabkan terjadinya vulkanisme dan gempa bumi yang membentuk gunungapi di daerah konvergen, divergen, atau hot spot. Gunungapi yang terbentuk akibat gerak lempeng tektonik memiliki bentuk, jenis letusan, dan dampak yang berbeda-beda.
Saran #
Bagi anda yang tertarik dengan topik ini, saya sarankan untuk:
- Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang geologi. Anda dapat membaca buku-buku, artikel-artikel, atau sumber-sumber lain yang berkaitan dengan geologi. Anda juga dapat mengikuti seminar-seminar, workshop-workshop, atau kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan geologi. Anda juga dapat mengunjungi museum-museum, taman-taman, atau tempat-tempat lain yang berkaitan dengan geologi.
- Menghargai dan menjaga kelestarian alam. Anda dapat mengagumi dan menikmati keindahan dan keunikan alam yang diciptakan oleh aktivitas vulkanisme dan gempa bumi. Anda juga dapat berpartisipasi dalam upaya-upaya konservasi dan perlindungan alam. Anda juga dapat menghindari perilaku-perilaku yang merusak atau mencemari alam.
- Mempersiapkan diri dan berhati-hati terhadap bencana alam. Anda dapat mempelajari dan mematuhi peraturan-peraturan dan tata cara yang berkaitan dengan mitigasi bencana alam. Anda juga dapat menyediakan peralatan-peralatan dan persediaan-persediaan yang diperlukan untuk menghadapi bencana alam. Anda juga dapat berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mendapatkan informasi-informasi dan bantuan-bantuan yang berkaitan dengan bencana alam.
Demikian artikel yang saya buat tentang kaitan antara aktivitas tektonik dengan pola sebaran gunungapi di dunia. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan anda tentang geologi. Terima kasih telah membaca artikel ini sampai selesai. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!
Sumber:
- Lempeng Tektonik, www. britannica .com/science/plate-tectonics
- Vulkanisme, www. britannica .com/science/volcanism
- Gempa Bumi, www. britannica .com/science/earthquake